Sabtu, 09 April 2011

MIGAS & NON MIGAS

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, ekspor nonmigas Indonesia tahun 2010 jauh melampaui target, yaitu mencapai US$ 129,7 miliar, naik 33% dibandingkan tahun 2009. Peningkatan itu 3,5 kali lipat di atas target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebesar 7%-8,5%. Bahkan cukup jauh di atas revisi yang ditargetkan  oleh Kementerian Perdagangan sebesar 16%-18%.

Peningkatan ekspor itu didukung oleh penguatan ekspor bulanan yang semakin mantap, mendekati akhir tahun 2010, dan meningkat rata-rata 20% dibandingkan ekspor bulanan tahun  2008 yang merupakan rekor tertinggi sebelumnya. “Kinerja ekspor nonmigas pada  Desember 2010 mencapai US$ 13,5 miliar telah memecahkan rekor sepanjang  sejarah perekonomian Indonesia,”ujar Mari. Total ekspor migas dan nonmigas tahun lalu  mencapai US$ 157,7 miliar, yang juga merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah ekonomi Indonesia.

Menguatnya kinerja ekspor tahun lalu,  membuat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Surplus perdagangan selama 2010 mencapai US$ 22,1 miliar, terdiri dari surplus nonmigas sebesar US$ 21,4 miliar dan migas US$ 0,6 miliar. “Surplus perdagangan nonmigas  tahun 2010 merupakan rekor tertinggi sejak digunakannya metode penghitungan yang  memasukkan nilai impor kawasan berikat tahun 2008,” lanjut Mendag. Untuk bulan Desember  2010, neraca perdagangan mengalami surplus US$ 3,7 miliar, terdiri dari surplus nonmigas  sebesar US$ 3 miliar dan migas sebesar US$ 0,7 miliar. Surplus nonmigas bulan Desember lagi-lagi merupakan yang tertinggi selama tahun 2010, sedangkan kumulatif neraca ekspor  nonmigas Januari-Desember 2010 mengalami surplus US$ 21,4 miliar.

Penguatan ekspor nonmigas didorong oleh peningkatan volume ekspor dan harga. Dari  10 produk utama, produk-produk yang mengalami kenaikan harga yang tinggi adalah produk  karet (67,3%), sawit (25,7%) dan kakao (23,0%). Dominasi 10 produk utama ekspor nonmigas juga mengalami kenaikan, dari sebelumnya 47,3% menjadi 47,6% (Grafik 2). Sedangkan untuk  ekspor manufaktur mengalami peningkatan volume signifikan yaitu otomotif (37,6%), alas kaki  (34,1%), elektronik (17%) dan Tekstil dan Produk Tekstil/TPT (13%).

Yang menggembirakan, peningkatan ekspor nonmigas  tahun 2010 didorong oleh seluruh sektor baik pertambangan, industri maupun pertanian. Sektor pertambangan naik 35,4%, sedangkan pertanian meningkat 14,9% dan industri juga meningkat signifikan, sebesar 33,5%. Padahal, di tahun 2009 ekspor sektor industri mengalami kontraksi  atau minus sebesar 16,9%. Ekspor industri tahun 2010 mencapai US$ 98 miliar. Naiknya ekspor produk industri bisa menjadi salah satu indikator pulihnya perekonomian dunia dari krisis global.  Hal ini jelas terlihat dari adanya peningkatan permintaan produk ekspor manufaktur Indonesia.  Begitu juga permintaan terhadap produk sektor pertambangan dan pertanian.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan RRC selama tahun 2010 mencapai US$ 5,6 miliar, meningkat sebesar US$ 1 miliar dibandingkan tahun 2009. Namun, jika dibandingkan dengan defisit tahun 2008 sebelum krisis ekonomi terjadi yang mencapai US$ 7,2 miliar, maka nilai defisit tahun 2010 tersebut menurun tajam.

Di kutip dari : http://swa.co.id/2011/02/total-ekspor-migas-nonmigas-us-1577-miliar-rekor-tertinggi-dalam-sejarah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar